Home » , , , , , , , , , » Perajaan 1 Mei (80 tahun silam); Artikel Fadjar Asia

Perajaan 1 Mei (80 tahun silam); Artikel Fadjar Asia

Written By Moh Wahyudi on Selasa, 05 Juli 2011 | 21.51

    Sedikit pemandangan atas rapat besar dari pada Indische Sociaal-Democratische Party di Betawi. Ditulis oleh S.M. Kartosoewirjo 6 dan 7 Mei 1929 yang dimuat di Koran “Fadjar Asia”
    Kemerdekaan dalam berhimpoen dan berkoempoel, Penghapoesan Poenale Sencre (Perboedakan Kontrakan) dan Rodi, Perhatian banjak dari Pembesar Negeri tentang perboeroehan Merdeka. Penghapoesan hak2 jang berlebihan (Exorbitan te Rechten) dari Gouverneur-Generaal, Pemberian ampoen dengan selekas-lekas dan sebanjak-banjaknja kepada orang-orang ahli politik jang diasingkan dan lain-lain lagi.
Kemarin hari Minggoe di gedoeng bioskop Dec park, Koningsplein Noord, Welteverden, perhimpoenan Indische Sociaal Democratische Partij (I.S.D.P.) telah diadakan rapat besar, dimoelai pada kira djam setengah sepoeloeh dan disoedahi pada djam setengah doea belas dengan selamat, dan tertib. Gedoeng penoeh dan sesak dengan orang-orang jang menaroeh perhatian akan rapat besar itoe, kebanjakan bangsa Indonesia dan bangsa Belanda malahan sebagian besar orang-orang jang terdiri di loear kalangan itoe. Djoemlahnja menoeroet takaran k.l. Ada 1000 orang.
Wakil pers, baik poetih maoepoen Indonesia, poen berhadhir poela Politie lengkap. Sersi-sersi ta’ soeka ketinggalan djoega. Di keliling medja bestuur antara lain-lain adalah berdoedoek toean Dahler. Proff. Van Gelderen dan Njonjahnja, serta beberapa djempolan ISDP lainnja, mitsalnja toean Midendorp. Setelah belakang medja bestuur antara dihiasi dengan kain merah dan di dalamnja terloekis empat hoeroef besar ,,SDIP” dengan kain poetih.
Rapat besar ini dipimpin oleh Dahler, jang memboekanja dengan memberi salam oetjapan diperbanjak terima kasih atas perhatian toean-toean dan njonjah-njonjah jang soedah soeka memboeang (mengoerbankan) temponja boeat mengoendjoengi rapat jang diadakan pada pagi itoe. Sebeloem itoe ia memberi pemandangan dengan pandjang lebar tentang maksoednja mengadakan vergaderning itoe berhoeboeng dengan perajaan 1 Mei jang bagi kaoem pekerdja dan sekerdja socialist, teristimewa dalam benoea Eropah dan Amerika mendjadi soeatoe hari jang dipandang amat penting, jang selaloe dirajakan-nja sebagai demontrasi penoentoetan hak kaoem pemakan oepah –jang diperdapat daripada keringatnja– terhadap kepada madjikannja.
Pidato dalam bahasa Belanda ini diterdjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh pembitjara sendiri, sehingga sekalian jang berhadhir mengerti semoea. (Tepoek sorak rioeh, hingga menggetarkan gedong bioskop itoe.)
Dalam pemboekaan rapat besar itoe dinjanjikan dengan orkest njanjian kaoem socialist (atau sociaal-demokraat) jang soedah terkenal itoe jang sangat menggembirakan sekalian pendengar. Kemoedian dipersilahkan njonja van Gelderen memberi voordracht jang tidak sedikit menarik hati dan perhatian dari segala orang jang mendengarkannja, terlebih-lebih bagi orang-orang jang soedah tergaboeng dalam kalangan kaoem socialist demokraat.
Laloe dipersilahkan toean Middendorp seorang I.S.D.P. jang terkenal dalam Volksraad, pengoeraikan pidato tentang perajaan 1 Mei ini, teroetama bersangkoetan dengan pergerakan kaoem boeroeh dalam penoentoetan hak-haknja. Dan djoega tjita-tjita, maksoed dan toedjoean kaoem sociaal-demokraat poen ta’ loepa diperbintjangkannja dengan pandjang lebar serta terangannja, sehingga memoeaskan atas orang-orang jang berhadhir. Sesoedah itoe pidato itoe dioelangi lagi dalam bahasa Indonesia dengan singkat oleh t. Dahler. Adapoen semoeanja pembitjaraan itoe tidaklah dapat kita beberkan di sini sebagai veeslag jang ,,Objektief”, melainkan sebagai pemandangan jang terlampau singkat.
Sjahdan, maka tanggal 1 Mei itoe bagi kaoem sociaal-demokraat sedoenia adalah hari jang sangat penting, hari besar, hari jang membawa orang dari doeka tjita ke soeka tjita, hari perdjoeangan antara kaoem boeroeh dengan kaoem madjikan, hari moelainja segenap ra’iat di doenia ini berbangkit, hari boeat melawan perboedakan, hari jang memberi kesempatan kepada kaoem jang diperhinakan dan diperboedakkan boeat memberi demonstrasi di sepandjang djalanan boeat mempertahankan membela hak-haknja sebagai manoesia, hari boeat mentjegah dan melenjapkan segala kedhaliman jang hendaknja akan menimpah kaoem boeroeh, pendek kata, hari itoe adalah hari jang sangat moelia bagi atau jang amat dimoeliakan oleh kaoem boeroeh socialist di seloeroeh doenia.
Dalam pertengahan abad ke 19 berdirilah Karl Marx, sambil berkata ,,Hai kaoem jang terendah (proletariers), bersatoelah!!” Perkataan inilah jang mendorong pergerakan kaoem boeroeh dimana-mana tempat beroesaha dan ichtiar dengan sekeras2nja dan dengan segala tenaga, fikiran dan harta benda boeat menoentoet segala hak2nja jang roepanja telah hilang dan ditelan oleh kaoem madjikan itoe, dan menendang dan memboeka jang tertoetoep basinja itoe, seolah2 seperti orang jang terkoeroeng dan terikat kaki tangannja, sehingga ta’ dapat melangkahkan langkahnja sebagaimana haroesnja. Sebagai salah satoe akibatnja, maka pada tahoen 1864 berdirilah Inter-nationale jang Pertama, jang hanja beroemoer 12 tahoen lamanja, dan oleh beberapa sebab maka pada tahoen 1867 diboebarkanlah Internationale jang pertama itoe. Jang pertama-tama karena hari itoe bolehlah dianggap sebagai sembojan ,,hidoep baroe” dari pada ,,mati”, sembojan ,,doenia moeda” dari pada ,,doenia jang toea”, pendeknja hari itoe adalah soeatoe symbool ,,pembaroean” doenia, menoeroet sebagai-mana jang dtjita-tjitakan oleh kaoem sociaal demokraat. Maka kalau ada hari demonstrasinja, ada tjita-tjita jang dimaksoedkannja, nistjajalah ada poela rentjana jang hendaknja akan dilakoekannja. Adapoen werkprogram (rentjana-pekerdjaan) kaoem socialist itoe adalah berbagai-bagai.
Berhoeboeng dengan angan-angan kaoem socialist jang menghendaki perdamaian doenia, maka sangat setoedjoelah mereka itoe dengan rentjana tentang penanggalan sendjata jang sekarang sedang dibentangkan dalam persidangan2 Volkenbond.
Dalam rapat besar jang terseboet di atas, dalam pidatonja antara lain-lain toean Middendorp mengatakan: ,,Si vis pacem para bellum”, jang maksoednja k.l. ,,Kalau kamoe menghendaki perdamaian, bersedia-sedialah (kamoe) boeat berperang.” Kaoem sociaal-demokraat mengetahoei, bahwa perang tidak akan berhenti, djika tidak diberhentikan dengan perang. Laloe dalam hati kita timboel perentjanaan.
Katanja kaoem socialist anti-militairisme, anti-kapitalisme d.l.l., sedang telah diketahoeinjalah bahwa damai itoe tidak dapat ditjapai dengan djalan damai, Djawab mereka itoe agaknja: ,,Hij stri de vood bet recht”, ertinja: ,,Berdjoeanglah bagi kebenaran.” Tetapi bagaimanapoen tjara-tjaranja hendak membasmi kedhaliman dan membela segala kebenaran itoe, tjoema dengan djalan theori sadjakah? Dengan djalan theori tidak boleh djadi, karena theori akan tinggal theori poela, dan dengan djalan praktijk poen tidak boleh djadi poela, karena kebanjakan djalannja kaoem sociaal-demokraat theoritsch sadja, tidak dengan amal. Boektinja, kalau kita tanja kepadanja ,,Bagaimanakah sikapmoe terhadap kepada pergerakan kita, jang berdjoeang, bagi kemerdekaan tanah toempah darah kita Indonesia ,,Maka djawab jang agaknja akan keloear dari moeloet mereka itoe ialah,” Kita sangat setoedjoe akan maksoed dan toedjoean itoe. Memang ,,Kemerdekaan Kebangsaan itoe adalah tjita-tjita jang moelia dari partij kita.” Dan kalau pertanjaan kita itoe kita teroeskan: ,,Langkah apakah jang hendaknja akan dilangkahkan bagi mewoedjoedkan tjita-tjita itoe?” No. 1 djawabnja tentoe ,,Kita tidak akan membikin hoeroe-hara, menerbitkan keonaran d.l.l., melainkan djalan jang kita tempoeh ialah djalan parlementair, djalan damai, djalan jang bertingkat2 (evolutionaar)….” Malah t. Midendorp sendiri mengatakan dalam persidangan terseboet bahwa theorie itoe memang moelia dan tinggi dan kemerdekaan kebangsaan itoe soenggoeh sendi dan hak asli dari tiap2 bangsa, tetapi………tiap2 theorie itoe memang soesah dipraktijkkannja.
Kita teringat tatkala pemberontakan kommunist dalam tahoen 1926 adalah seorang djempolan I.S.D.P., jang berkata k.l. maksoednja: ,,Asas Sociaal Demokratie dan kommunisme itoe sesoenggoeh-soenggoehnja tidak begitoe berselisih, hanja waktoe memperboeatnja dan djalan jang ditempoehnja itoelah jang berbedaan.”
Pendeknja kalau tjita-tjitanja itoe rasanja akan meroegikan diri sendiri, terlebih-lebih jang bakal mengchawatirkan nasib tanah toempah darahnja sendiri, tentoelah djalan jang akan ditempoehnja itoe dipandjang-pandjangkan dan dibengkok-bengkokkan, sehingga orang tidak dapat mengetahoei, apakah jang dimaksoedkannja itoe, ,,kelangan enggok”, kata orang Djawa, atau lebih tegas lagi, bila taktik jang demikian itoe kita katakan taktik ,,main kong kaling-kong.” Belanda tinggal Belanda dan kebelandaannja poen tidak kebelandaan poela.
Tanah ini adalah tanah djadjahan, ertinja soeatoe tanah jang diperintah, tidak menoeroet sebagaimana biasa (mestinja alias ,,abnormal”, kata Middendorp dalam pidatonja, Memang begitoe keadaan jang ada di tanah toempah darah kita Indonesia ini. Kalau kita semoeanja soedah sadar akan pemerintahan asing itoe, kalau kita semoea-nja soedah insjaaf akan kewadjiban kita terhadap kepada tanah air kita, maka gampanglah dalam hati kita terbit rasa hendak melawan segala apa jang menghalang-halangi kita di dalam menoentoet hak-hak kita, agar soepaja kelak kita dapat memerintah tanah air kita sendiri.
Oentoek memperdapat kemoeliaan itoe, nistjajalah kita akan melakoekan doeloe sjarat-sjaratnja, jaitoe antara lain-lain ialah: pembasmian rodi atau ,,heerendienst” itoe. Berhoeboeng dengan hal itoe, maka oleh toean Middendorp dikatakannja, bahwa kaoem socialist sangat tergirang hati atas keangkatan toean-toean Djajadiningrat dan H.A. Salim ke Geneve oentoek mengoendjoengi persidangan dalam Volksbond itoe.
Apa poela, kata pembela orang-orang jang mengatakan, bahwa kaoem socialist atau kaoem sociaal-demokraat itoe tidak menghendaki agama dan bentji kepada agama. toedoehan ini salah, katanja. karena social-demokraat tidak membentji agama, baik agama mana dan apa poen djoega. Boekti jang dikemoekakan olehnja ialah, bahwa pada waktoe ini djoemlahnja Berapa? tidak diterangkan oleh t. Middendorp. S.M.K.) orang-orang pemeloek agama baik Katholiek maoepoen Protestant (Islam tidak? Soedah tentoe. S.M.K.) makin hari makin tambah banjak. Jang soedah menjerboekan dirinja dalam kalangan kaoem boeroeh socialist.
Ada lagi satoe toedoehan jang mengatakan, bahwa kaoem sociaal demokraat itoe boekanlah orang2 pentjinta bangsa dan tanah airnja (,,patriot” atau ,,nationalist”) karena kaoem itoe adalah kaoem jang berasaskan kepada internationalisme. Dakwaan ini didjawabnja dengan pandjang lebar sehingga segala jang ditoedoehkan atasnja itoe dapat dibatalkan. Kalau natiomalisme itoe bererti melenjapkan segala jang dhalim. Membela segala jang benar, memperintahkan segala jang ‘adil dan mempertegoehkan segala apa jang haq. maka tidaklah social-demokratie akan menolak faham itoe. Lain lagi, kalau nationalisme jang dimaksoedkannja itoe menoeroet kebiasaannja dan meng-ingat praktijknja di benoea Eropah teroetama bererti hendak menjempitkan faham tjinta bangsa dan tanah air (chauvaisme) jang hendaknja akan mendjadi dorongan bagi bangsa itoe boeat mempertoempoek-toempoekkan harta bendanja atau harta benda orang lain, boeat memberi kekajaan kepada diri sendiri dan bangsanja. Inilah ,,faham tjinta bangsa dan tanah air” jang tidak dikehendaki oleh kaoem social-demokraat, sebab semoeanja itoe hanja akan menerbitkan perselisihan dan pertikaian antara satoe bangsa dengan lainnja dan menimboelkan faham ,,pertoeanan dan perhambaan” Djadi dengan djalan jang demikian itoe, maka masih djaoehlah kita daripada angan2 ,,damai doenia”, jang roepanja amat dipenting2kan oleh kaoem sociaal-demokraat itoe lagi poela bolehlah ditambah lagi, bahwa nationalisme jang begitoe itoe lama-kelamaan akan mendjadi matjam lain, mempoenjai sifat lain, jang lazimnja diterima ,,Kolonialisme”, karena hawa nafsoe oentoek menimboen-nimboenkan harta benda itoe tidak dapat ditahankan lagi. Inilah roepanja nationalisme jang bisa menimboelkan tanah2 djadjahan serta politiek2nja jang tjemar jang dilakoekan atasnja, jang tidak lebih djernih daripada air jang mengalir di selokan2 dan petjomberan2 itoe.
Maka dari sebab itoe katanja, social-demokratie menjetoedjoei pergerakan pendoedoek anak djadjahan jang selaloe berdaja oepaja boeat mentjari penghidoepan jang lebih baik, mentjari perbaikan nasib dalam segala hal ichwalnja dan kemoedian berniat hendak memerintah diri dan tanah toempah darah sendiri ,,Indie (Indonesia) los van Nederland”, tegasnja ,,Indonesia lepas dari Nederland” pendeknja ,,Indonesia Merdeka”. Itoelah salah satoe penoentoetannja kaoem social-demokraat djoega, jang ta’ poetoes-poetoes berichtiar boeat membela silemah dan sirendah jang telah djaoeh dalam lembah perhinaan dan kenistaan doenia. Inilah salah satoe fasal dalam program kaoem s.d. jang sesoeai dengan tjita2 kaoem kebangsaan oemoemnja.
Maka boeat menempoeh djalan itoe dalam program kaoem s.d. adalah termaktoeb beberapa fasal, mitsalnja:
  1. Penghapoesan Rodi, jang dianggapnja sebagai pekerdjaan jang tidak dibajar. Jang terdjadi di tempat masing2. jang sangat memberatkan pendoedoek dalam daerah itoe dan jang menjebabkan poela beriboe2 manoesia masoek dalam terbengkoe, oleh karena tidak dapat mentjoekoepi ,,kewadjibannja” itoe. Maka G.G. Van Limburg Stirum soe’al ini soedah diperbintjangkan, dan achir dapat kepoetoesan, bahwa masalah rodi ini boekanlah soeatoe soe’al lagi, ertinja rodi itoe mesti dihapoeskan dengan perlahan-lahan. Tetapi kemoedian ada faham lain, jang mengatakan, bahwa rodi itoe boekan sementara tempo masih perloe bagi pendoedoek tanah djadjahan ini. Pendeknja, ,,Perboeatan ini tjoeranglah (,,Da is cemeep”) menoeroet terminologie Proff. Treup.
  2. Lenjapnja perboedakan kontrakan (poenale Sarete) di tanah Indonesia ini banjaklah terdjadi beberapa kedjadian, penganiajaan oempamanja jang tidak patoet lagi terdjadi dalam soeatoe negeri jang sopan, kedjadian mana Hanjalah bisa terdjadi dalam negeri2 Melajoe (Singapoera dan lain-lain) dalam masa 6 tahoen jang laloe. Pemerintah sendiri poen setoedjoe akan terhapoesnja P.S. itoe dari tanah djadjahan ini.
  3. Soepaja hak2 G.G. jang berlebih-lebihan itoe dihapoeskan Inilah sendjata jang paling tadjam bagi pemerintah boeat mengasingkan orang2 ahli politiek, jang disangka, ditoedoeh atau dikira2 akan berbahaja bagi keamanan dan ketertiban oemoem. Pengasingan itoe officieel boekanlah soeatoe hoekoeman, tetapi sebetoel2nja adalah hoekoeman jang maha berat dan terlampau lama. Tentang adanja pengasingan itoe s.d. tidak akan menolak mengingat berlakoenja hoe-koem2 jang demikian itoe dalam beberapa negeri di Eropah, mitsalnja: Roesland dan Italia Pendek-pandjangnja hak2 jang berlebihan (Exorbitante Rechten) itoe tidaklah memberi tanggoengan (ceft geen waarborg) kepada anak tanah djadjahan ini, jang sangat perloe diberi perlindoengan sepertinja. Dan lagi orang2 jang di-Digoelkan itoe nasibnja lebih soesah dan soekar lagi dari pada orang2 jang mesti meringkoek dalam keroengkoe bertahoen-tahoen. Dari sebab itoe, maka partij s.d. berharap soepaja:
  4. Kepada orang-orang jang dipersalahkan dalam peri hal politiek diberikan ampoen (amnesti) hingga sebanjak-banjak dan seloeas-loeasnja. Malah menoeroet voorstel t. Middendorp, soepaja semoea orang jang datangkan itoe dipoelangkan kembali ketempat kelahiran atau ke tempat tinggalnja masing-masing. Lebih djaoeh pemb. menerangkan, bahwa kaoem social-demokraat sanggoep bekerdja bersama-sama dengan fihak pergerakan ra’iat di sisi dalam hal-hal jang dapat dikerdjakan bersama-sama (aanrakingspunten), sebagai kawan perdjoeangan jang tjoema bisa diperbedakan sadja.
    Maka djawab kita atas segala seroean jang moelia itoe ta’ lain melainkan, moedah-moedahan tjita2 kaoem sociaal-demokraat itoe dapat diperbesar dan diwoedjoedkan sebagaimana mestinja dan kemoedian akan bermanfaat djoega bagi bangsa, ra’iat dan negeri toempah darah kita Indonesia adanja.
Tiap2 pertolongan dan perbantoean dari fihak mana poen djoega akan terima dengan senang hati, asal pertolongan dan perbantoean itoe dapat menambah kekoeatan kita dalam perlombaan menoentoet hak2 si lemah dan dapat menjepatkan perdjalanan kita menoedjoe ke arah kemerdekaan kebangsaan Indonesia.
Kemoedian kita berharap soepaja djanganlah hendaknja moendoer, djika dalam perdjalanan itoe kita tertimpa oleh bahaja dan bentjana dan menderita halangan2 jang amat hebat, sebab kemerdekaan tanah air tidak sedikit harganja, jang oleh karenanja tentoe bakal memakan koerban jang loear biasa.
Sebagai penoetoep pemandangan jang sesingkat ini, bolehlah ditambah lagi, bahwa dalam penoetoepnja rapat jang besar itoe dinjanjikan lagoe ,,Internationaal” jang sangat digemari oleh kaoem Socialist dan kaoem Kommunist itoe dan lagoe ,,Indonesia Raja”, jang tambah lama tambah mendjadi kebiasaan boeat diperdengarkan dalam rapat-rapat kebangsaan kita.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nahdliyin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger