Latest Post

Karamah Umar bin Abdul Azis, Serigala Jadi Jinak

Written By Moh Wahyudi on Senin, 15 September 2014 | 17.11

Karamah Umar bin Abdul Azis, Serigala Jadi Jinak
Siapa yang tidak kenal dengan sosok khalifah ke-5, Umar bin Abdul Aziz yang terkenal dengan sikap adil dan zuhud. Keramat seputar keadilannya ini terekam dalam sebuah kisah sebagaimana diceritakan dalam kitab "Hikayat Islamiyyah Qablan Naumi lil Atfhal" karya Najwa Husain Abdul Aziz.
Suatu ketika ada serigala pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang bercampur dengan ratusan kambing yang digembalakan oleh seseorang.
Dikisahkan bahwa ada seorang saleh melewati tempat gembalaan kambing dan melihat keanehan perihal serigala yang bisa bersatu dengan kambing-kambing. Karena merasa aneh dan heran, akhirnya orang saleh tersebut mendekati penggembala kambing dan bertanya perihal yang dilihatnya.
“Wahai penggembala, kenapa kok bisa bercampur antara serigala dan kambing-kambing yang Tuan gembalakan, dan serigala tersebut tidak memangsa kambing-kambing?” tanya orang saleh keheranan.
Kemudian penggembala menjawab, “Wahai saudarakau apa yang tuan lihat itu adalah karamah dan bukti keadilan khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam memimpin”.

Beberapa hari kemudian orang saleh itu melewati kembali lokasi gembalaan kambing, dan menyaksikan serigala yang sedang memangsa salah satu kambing. Si kambing menjerit histeris dan akhirnya mati.
Ternyata kejadian tersebut bersamaan dengan wafatnya khalifah Umar bin Abdul Aziz. (Ahmad Rosyidi)

Ketika Nabi Membebaskan 70 Orang Tawanan

Ketika Nabi Membebaskan 70 Orang Tawanan Kisah menarik, ketika Rasulullah SAW mendapati 70 orang tawanan, beliau tak langsung memutuskan perihal apa yang akan dilakukan kepada para tawanan itu. Nabi Muhammad tentu bukan tak tahu apa yang terbaik dan seharusnya diputuskan sebagai balasan bagi puluhan kafir tertawan, sebab beliau Rosul. Beliau malah berinisiatif mengadakan pertemuan bersama para sahabat guna membicarakan kebijakan terhadap tawanan.

Dalam forum musyawarah tersebut, Rasulullah bertanya kepada para sahabat ihwal ide menarik yang bisa disampaikan, terkait dengan 70 tawanan. Sahabat Umar bin Khattab langsung lantang mengajukan usulnya. Seperti kita tahu, sahabat Umar dikenal sebagai mantan preman kafir yang telah beriman namun jiwa premannya masih lekat. Maka tanpa ragu, ia pun mengusulkan agar seluruh tawanan dibunuh saja, biar musuh jera.

Nabi dalam hal ini tentu tidak sepakat dengan ide sahabat Umar bin Khattab. Meski demikian, beliau mampu menyikapinya dengan cara yang indah. Kepada Umar, Rasulullah mengatakan bahwa ide itu sangat bagus, mirip dengan karakter Nabi Nuh yang keras.

Setelah itu Nabi kembali meminta usul dari sahabat lain, “Ada pendapat lain?”

Setelah Rasulullah membuka kesempatan bagi sahabat lain untuk menyampaikan ide, giliran sahabat Abu Bakar yang memberanikan diri bersuara. Dalam usulnya, sahabat Abu Bakar menyarankan untuk membebaskan para tawanan, sebagai strategi agar musuh menduga umat Muslim telah kuat sehingga tidak perlu menahan tawanan.

“Pembebasan tersebut dengan syarat, yang kaya harus membayar denda sejumlah empat dinar. Tapi bagi tawanan yang miskin, ditugaskan mengajari anak-anak membaca. Kalau sudah pada pintar, maka baru mereka dibebaskan,” kata sahabat Abu Bakar.

Dari pendapat-pendapat tersebut, Rasulullah lebih sepakat dengan usulan kedua, yakni membebaskan seluruh tawanan dengan syarat. Seperti saat menanggapi usul pertama, maka ketika menanggapi usulan kedua pun Rasulullah menisbahkannya dengan karakter Nabi Ibrahim.

“Ini juga usul yang bagus. Jadi yang pertama mirip dengan Nabi Nuh, dan yang kedua ini mirip dengan Nabi Ibrahim. Hanya, saya lebih memilih yang kedua ini,” ujar Nabi.

Dengan begini, maka sahabat Umar tetap merasa bangga karena Rasulullah telah memuji pendapat pribadinya, bahkan dinisbahkan dengan karakternya Nabi Nuh. Rasulullah telah menunjukkan contoh kepada kita, bahwa menolak pendapat mesti dengan cara yang halus. Lebih dari itu, kisah ini berpesan bahwa musyawarah tetap dibutuhkan agar mencapai kemufakatan yang indah di antara sesama. (Istahiyyah)
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nahdliyin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger