Puasa Ramadhan berbeda dengan ibadah lain. Hal ini bisa dilihat dari
ganjaran dan pernak-pernik lainnya. Kue tradisional yang tidak hadir di
bulan biasa, bisa mendadak banjir begitu saja di bulan puasa. Demikian
halnya dengan hasrat berbuat baik di hati banyak orang. Begitulah kalau
ditinjau dari berkahnya. Demikian juga dengan niat puasa.
Kalau
niat ibadah lain ditanamkan persis berbareng dengan awal rukun ibadah
bersangkutan, lain halnya dengan niat puasa Ramadhan. Niat puasa
Ramadhan terbilang istimewa. Niat puasa harus dipancangkan sebelum beduk
subuh yang menjadi awal ibadah puasa. Kalau niat puasa dikerjakan
bersamaan dengan azan subuh, terang puasanya di hari itu tidak sah.
Bagaimana
kalau seseorang memasang niat puasa untuk sebulan penuh di awal
Ramadhan? Dengan niat sebulan penuh itu, ia mungkin berharap tidak perlu
berniat setiap malam sebelum puasa di keesokan siangnya. Taqiyyuddin
Abu Bakar bin Muhammad Al-Hushni dalam Kifayatul Akhyar menerangkan sebagai berikut.
ولا
يصح الصوم إلا بالنية للخبر. ومحلها القلب, ولايشترط النطق بها بلا خلاف,
وتجب النية لكل ليلة لان كل يوم عبادة مستقلة , ألا ترى أنه لا يفسد بقية
الأيام بفساد يوم منه. فلو نوى الشهر كله, صح له اليوم الأول على المذهب.
Artinya,
“Puasa tidak sah tanpa niat. Keharusan niat didasarkan pada hadits.
Tempat niat itu di hati. Karenanya, niat tidak disyaratkan secara lisan.
Ketentuan ini disepakati bulat ulama tanpa perbedaan pendapat. Niat
puasa wajib dipasang setiap malam. Karena, puasa dari hari ke hari
sepanjang Ramadhan merupakan ibadah terpisah. Coba perhatikan, bukankan
puasa Ramadhan sebulan tidak menjadi rusak hanya karena batal sehari?
Kalau ada seseorang memasang niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan,
maka puasanya hanya sah di hari pertama. Demikian pendapat ini madzhab.”
Karenanya,
melihat keistimewaan puasa Ramadhan itu, seseorang wajib memasang niat
setiap malam. Untuk menghindari lupa niat, ada baiknya ia mengikuti
Tarawih berjamaah. Di samping mendapat pahala sembahyang Tarawih dan
silaturahmi yang berlipat ganda itu, ia tidak akan luput dari niat puasa
yang lazim dipimpin imam sebelum Tarawih bubar. Wallahu A’lam. (Alhafiz K)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar