Jakarta, NU Online
Aksi solidaritas untuk rakyat Palestina yang kini mengalami penderitaan akibat kekejaman militer Israel mengalir dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka mengutuk serangan Israel yang membabi buta sehingga menghilangkan nyawa ratusan rakyat sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Seperti yang dilakukan Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Universitas Hasyim Asy’Ari (Unhasy) Jombang, Jawa Timur, Selasa (15/7). Mereka menggelar doa bersama dengan memanfaatkan momen buka puasa. Acara juga dirangkai dengan khotmil qur’an dan pembacaan puisi untuk Palestina.
Di waktu yang bersamaan, kumandang doa juga datang dari Makassar, Sulawesi Selatan, tepatnya di Gedung Ma'arif Centre. Sementara di belahan Pulau Madura, shalat ghaib dan aksi bakar bendera Israel mewarnai protes para kader PC IPNU Sumenep. Para pelajar NU ini mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam dan berharap Palestina segera mendapat kedamaian.
Novi Muklisoh, Ketua IPPNU Unhasy mengatakan, apa yang terjadi terhadap masyarakat di Gaza, Palestina sudah tak bisa ditoleransi. "Bayangkan, anak kecil yang berumur 5 tahun pun mereka (militer Israel) sayat-sayat dagingnya, mereka potong tangannya, dan itu mereka melakukannya dalam keadaan sadar. Kemudian anak kecil yang berumur 3 tahun, dengan beramai-ramai mereka berondong dengan senjata," ungkap santriwati Pesantren Darul Falah 5 ini.
Di Sukoharjo, Jawa Tengah, Pimpinan Anak Cabang Pencak Silat NU Pagar Nusa Kartasura bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam se-solo Raya menjalankan aksi dengan berjalan jauh (long march), Ahad (14/7). Aksi yang dimulai pukul 09.00 wib ini berjalan melalui Jl. Slamet Riyadi dengan tertib.
Gema Takbir dan Sholawat yang dikumandangkan peserta aksi membuat aksi solidaritas ini tetap damai dan simpatik. Masing-masing perwakilan secara bergantian melakukan orasi terkait tindakan biadab tentara Israel terhadap rakyat Palestina.
Koordinator Aksi dari Pagar Nusa Kartasura, Ulil Albab menuturkan bahwa kepedulian terhadap Palestina bukan sekedar bentuk rasa kasihan. Tapi wujud nasionalisme sebagai warga negara Indonesia. "Setiap warga negara Indonesia tentunya mengetahui bahwa pembukaan UUD '45 kita menyatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, dan itu adalah jiwa kita sebagai bangsa Indonesia," lanjutnya.
Di beberapa tempat dan kesempatan yang berbeda, keprihatinan terhadap krisis yang terjadi di Palestina juga diungkapkan sejumlah pesantren, badan otonom dan berbagai komunitas NU, seperti PMII, GP Ansor, Jaringan Gusdurian, dan lainnya. (Idris/Kamil/Rosyidi/Anwar/Mahbib)
Foto: Shalat ghaib pelajar NU Sumenep untuk para korban kekejaman Israel
Aksi solidaritas untuk rakyat Palestina yang kini mengalami penderitaan akibat kekejaman militer Israel mengalir dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka mengutuk serangan Israel yang membabi buta sehingga menghilangkan nyawa ratusan rakyat sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Seperti yang dilakukan Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Universitas Hasyim Asy’Ari (Unhasy) Jombang, Jawa Timur, Selasa (15/7). Mereka menggelar doa bersama dengan memanfaatkan momen buka puasa. Acara juga dirangkai dengan khotmil qur’an dan pembacaan puisi untuk Palestina.
Di waktu yang bersamaan, kumandang doa juga datang dari Makassar, Sulawesi Selatan, tepatnya di Gedung Ma'arif Centre. Sementara di belahan Pulau Madura, shalat ghaib dan aksi bakar bendera Israel mewarnai protes para kader PC IPNU Sumenep. Para pelajar NU ini mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam dan berharap Palestina segera mendapat kedamaian.
Novi Muklisoh, Ketua IPPNU Unhasy mengatakan, apa yang terjadi terhadap masyarakat di Gaza, Palestina sudah tak bisa ditoleransi. "Bayangkan, anak kecil yang berumur 5 tahun pun mereka (militer Israel) sayat-sayat dagingnya, mereka potong tangannya, dan itu mereka melakukannya dalam keadaan sadar. Kemudian anak kecil yang berumur 3 tahun, dengan beramai-ramai mereka berondong dengan senjata," ungkap santriwati Pesantren Darul Falah 5 ini.
Di Sukoharjo, Jawa Tengah, Pimpinan Anak Cabang Pencak Silat NU Pagar Nusa Kartasura bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam se-solo Raya menjalankan aksi dengan berjalan jauh (long march), Ahad (14/7). Aksi yang dimulai pukul 09.00 wib ini berjalan melalui Jl. Slamet Riyadi dengan tertib.
Gema Takbir dan Sholawat yang dikumandangkan peserta aksi membuat aksi solidaritas ini tetap damai dan simpatik. Masing-masing perwakilan secara bergantian melakukan orasi terkait tindakan biadab tentara Israel terhadap rakyat Palestina.
Koordinator Aksi dari Pagar Nusa Kartasura, Ulil Albab menuturkan bahwa kepedulian terhadap Palestina bukan sekedar bentuk rasa kasihan. Tapi wujud nasionalisme sebagai warga negara Indonesia. "Setiap warga negara Indonesia tentunya mengetahui bahwa pembukaan UUD '45 kita menyatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, dan itu adalah jiwa kita sebagai bangsa Indonesia," lanjutnya.
Di beberapa tempat dan kesempatan yang berbeda, keprihatinan terhadap krisis yang terjadi di Palestina juga diungkapkan sejumlah pesantren, badan otonom dan berbagai komunitas NU, seperti PMII, GP Ansor, Jaringan Gusdurian, dan lainnya. (Idris/Kamil/Rosyidi/Anwar/Mahbib)
Foto: Shalat ghaib pelajar NU Sumenep untuk para korban kekejaman Israel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar