Allah menciptakan manusia dari dua jenis yang berbeda-beda yaitu ada laki-laki dan perempuan. Sekalipun demikian tidaklah dipandang berbeda dihadapan Allah melainkan hanya dilihat dari kadar ketakwaannya. Dengan demikian dapat dikatakan antara laki-laki dan perempuan memperoleh kedudukan yang sama di hadapan Allah Swt.
Berkenaan dengan hak dan kewajiban yang harus dilakukan seorang laki-laki dan perempuan tentunya harus disesuaikan dengan proporsi dan kedudukannya masing-masing. Hal inilah yang terkadang tidak disadari oleh keduanya sehingga pada akhirnya diantara keduanya saling menuntut hak dan kewajibannya. Hal inilah yang menimbulkan perbedaan pendapat diantara kalangan, dan menurut analisa penulis bahwa ada dua perbedaan pendapat, yaitu: pendapat yang pertama, mengatakan bahwa seorang perempuan diberlakukan tidak adil, karena tidak memperoleh hak yang sama dengan laki-laki sehingga muncullah istilah gender. Sedangkan pendapat yang kedua, mengatakan bahwa kedudukan antara laki-laki dengan perempuan pada dasarnya sama, akan tetapi berkenaan dengan hak dan kewajiban yang diperoleh laki-laki dan perempuan ini harus disesuaikan dengan proporsinya masing-masing.
Dan seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini lebih maju dan modern serta kaya akan informasi maka membuat segalanya semakin transparan dan terbuka. Begitu juga dengan kaum perempuan yang makin hari makin lebih dewasa dalam menjalankan hidup dan kehidupannya, yaitu seperti yang dapat kita lilhat dimana dalam aktifitas kehidupan masa kini, peranan kaum perempuan menjadi semakin kompleks. Kiprah perempuan pada saat ini tidak lagi hanya sebagai pelengkap, tetapi vital, atau bahkan menentukan, baik yang berkaitan dengan kehidupan sosial-keagamaan maupun dalam kerangka ekonomi dan bisnis.
Maka sebagaimana halnya laki-laki, perempuan pun berhak bekerja dan memperoleh pekerjaan. Dalam kenyataan ini perempuan bukan lagi menjadi kelas kedua, kini mereka tidak hanya diam dirumah tetapi perempuan pada masa kini mampu bersaing dengan laki-laki atau bahkan mengungguli dari laki-laki. Hal itu terbukti dari di beberapa lembaga perempuan menjadi pemimpinnya. Dan peran perempuan dalam ekonomi pada saat ini seringkali mampu menopang ekonomi keluarganya bahkan diantara mereka ada yang menjadi ekonom handal. Salah satu contoh riilnya yaitu menteri keungan di Indonesia pun di pimpin oleh seorang perempuan yang bernama Sri Mulyani.
Namun sejalan dengan aktifitas perempuan yang semakin kompleks itu, maka harus tetap pada jalur apa yang disyariatkan oleh agama, misalnya ketika ingin melakukan suatu pekerjaan di luar harus sizin dari mahramnya, hal itu bertujuan agar mereka tidak lupa dengan kodratnya. Sehingga semuanya dapat berjalan dengan sseimbang antara kepentingan keluarga dan pekerjaannya. Dan ketika semuanya dapat berjalan dengan seimbang maka diharapkan perempuan bisa menjadi pembuka pintu rahmat untuk dirinya dan keluarganya. Karena peran serta perempuan dalam membantu ekonomi keluarga merupakan pekerjaan yang mulia. Kemudian mengutip dari kata-kata bapak Mahrus Elmawa dalam sebuah diskusi di kelas, kurang lebihnya beliau mengatakan bahwa “ janganlah kalian mengekang istri-istri anda untuk tidak bekerja karena sesungguhnya mereka itu akan mampu membantu ekonomi keluarga, misalnya disaat suami tidak mampu bekerja maka sang istri mampu menopangnya karena sang istri bekerja.” Penulis setuju dengan apa yang dikatakan oleh bapak mahrus itu, karena memang pada dasarnya antara perempuan dan laki-laki itu harus saling bantu membantu sehingga saling melengkapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar