Sujud merupakan salah satu rukun
dalam shalat yang tidak boleh ditinggalkan. Namun sujud juga tidak baik jika
asal dikerjakan. Karena dalam sujud itu terdapat nilai-nilai kerohanian yang
sangat dalam. Dengan meletakkan kepala di bawah dan menempelkan kening dan
hidung di atas tanah, dua lutut, dan telapak tangan serta ujung-ujung jarinya.
Sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah saw:
اُمِرْتُ
اَنْ اَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ اَعْظُمٍ: عَلَى الْجَبْهَةِ، وَاَشَارَبِيَدِهِ
عَلَى اَنْفِهِ، والْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَاَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ
Aku disuruh bersujud pada tujuh
tulang pada kening seraya menunjuk dengan tangannya kepada hidungnya-, dua
tangan, dua lutut dan ujung-ujung kaku.
Keterangan tentang posisi fisik di
atas hendaknya tidak haya dilaksanakan tetapi juga diresapi. Karena
sesungguhnya rambu-rambu itu mengandung hikmah yang bila dilaksanakan dapat
membantu seorang lebih khusyu’ dan ihlash dalam shalat. Jika demikian, wajar
kalau Rasulullah saw kana menemani sahabatnya yang banyak bersujud
عن ربيعة بن كعب الأسلمى رضى الله عنه
قال كنت أبيت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فأتيه بوضوئه وحاجته فقال سلنى فقلت
أسألك مرافقتك في الجنة. فقال : أوغير ذلك . قلت : هو ذاك . فقال أوغير ذلك
. قلت : هو ذاك قال فأعني على نفسك بكثرة السجود
Dari Rabiah bin Ka’ab r.a, ia
berkata: “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah SAW kemudian aku membawa
kepadanya air untuk beliau berwudhu dan buang hajat, lalu beliau bersabda:
“Mintalah dariku”, aku berkata: “Aku meminta menjadi pendampingmu di syurga”,
ia bersabda: “Mintalah selain itu”, aku berkata: “Aku hanya meminta menjadi
pendampingmu di syurga”, Rasulullah SAW bersabda: “Mintalah selain itu”, aku
berkata: “Itu permintaanku”, ia bersabda: “Bantulah aku mewujudkan permintaanmu
dengan banyak engkau bersujud (shalat)”. HR. Muslim 1
Secara fisik kondisi sujud memang
menunjukkan sebuah penghambaan total. Bagaimana posisi itu begitu sangat
rendahnya. Namun dibalik kepasrahan dan kerendahan itu sesungguhnya Allah swt
akan meninggikan derajatnya. Sebagaimana diterangkan
عن ثوبات رضى الله عنه قال سمعت رسول
الله صلى الله عليه وسلم يقول عليك بكثرة السجود لله فإنك لا تسجد لله سجدة إلا
رفعك الله بها درجة وحط عنك بها خطيئة قال معدان ثم لقيت أبا الدرداء فسألته فقال
لي مثل ما قال لي ثوبان
Dari Tsauban r.a ia berkata: “Aku
mendegar Rasulullah SAW bersabda: “Perbanyaklah bersujud sesungguhnya engkau
tidak melakukan satu sujudpun karena Allah, melainkan Allah mengangkatkan
engkau dengan sujud tersebut satu derajat dan Allah menghapuskan darimu satu
kesalahan”. HR. Muslim
Dan yang paling hakiki dari sujud
adalah merasakan kedekatan antara seorang hamba dan tuhannya. Pada saat sujud
itu bisa dengan mudah seorang hamba menitikkan air mata, atau merasa intim
dengan Allah swt. Begitu yang diajarkan Rasulullah saw dalam haditsnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ“أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ
رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ. فَأَكْثِرُوْا الدُّعَاءَ”
Hadits riwayat Abi Hurairah
Radhiyallahu’anhu, Bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda:
“Paling dekatnya seorang hamba dengan tuhannya ialah ketika dia bersujud. Maka
perbanyaklah berdo’a”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar