Puji syukur kehadirat
Allah SWT karena kita masih diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah
yang sangat mulia, yakni puasa di bulan suci Ramadhan. Oleh sebab itu,
marilah kita bersama-sama memanfaatkan bulan Ramadahan 1435 H ini dengan
melatih diri serta berpacu memperbanyak amal ibadah agar kita
senantiasa mendapatkan barokah dan ampunan.
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ الَذِى جَعَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرَ الْخَيْرَاتِ
وَالْبَرَكََةِ شَهْرَ الطَّاعَاتِ وَالْمَبَرَّاتِ شَهْرَ الصّيَامِ
وَالْقِيَامِ وَأشْهَدُ أنْ لا اِلهَ اِلااللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ
الْمُنْفَرِدُ بِالْوَحْدَانِيّةِ وَالْقُدْرَةِ الّذِى فَضَّلَ بَعْضَ
الشُّهُوْرِ وَالاَيَّامِ عَلَى بَعْضٍ وَجَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ مِنَ
الشُّهُوْرِالْعِظَامِ وَأيَّامَهُ مِنَ الايَّامِ الْكِرَامِ وَأشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى أرْسَلَهُ اللهُ
رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ اللّهُمَّ صَلي وِسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ
وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ لِقَاءِ رَبِّهِمْ. فَيَا
عِبَادَاللهِ اتَّقُوْاللهَ وَلا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
فَاِنَّ مَصِيْرَهَا اِلَى الزَّوَالِ
Sidang Jum'at yang dimuliakan Allah
Puji syukur kehadirat
Allah SWT karena kita masih diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah
yang sangat mulia, yakni puasa di bulan suci Ramadhan. Oleh sebab itu,
marilah kita bersama-sama memuliakan bulan Ramadahan 1435 H ini dengan
melatih diri serta berpacu memperbanyak amal ibadah agar kita senantiasa
mendapatkan barokah dan ampunan.
Rasulullah SAW bersabda:
قَدْ آتََاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِبَرَكَاتٍ فَأكْرِمْ بِهِArtinya:
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka
hendaklah engkau mengucapkan selamat datang kepadanya. Telah datang
bulan puasa dengan segenap berkah di dalamnya maka hendaklah engkau
memuliakannya."
Bulan ini adalah bulan yang diberkati, bulan ini
adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an, bulan ini adalah bulan terjadinya
peristiwa Lailatul Qadar, sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan
dan di bulan juga merupakan bulan dimana pintu maghfirah (ampunan)
dibuka selebar-lebarnya serta segenap amal kebajikan dilipatgandakan
pahalanya. Mengingat betapa mulianya bulan ini, maka alangkah bahagianya
jika pada momentum Ramadhan ini kita dapat bersama-sama meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaan kita serta mengisinya dengan segala
kebajikan.
Sidang Jum'at yang dimuliakan Allah
Dari
seluruh keistimewaan Ramadhan, yang paling penting bagi kehidupan umat
manusia terletak pada kewajiban untuk melaksanan puasa sebagaimana
firman Allah SWT:
يا ايُّهَا الّذِيْنَ امَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلّكُمْ تَتَّقُوْنَArtinya:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa." (QS Albaqarah 2: 183)
Dalam ayat ini, tersirat makna
bahwa sebenarnya puasa bukanlah ibadah yang baru dilaksanakan ketika
kedatangan Islam akan tetapi sudah dilaksanakan jauh sebelumnya. Para
pakar perbandingan agama mendapatkan data bahwa sebelum mengenal agama
Samawi, orang-orang Mesir kuno, orang-orang Yunani dan Romawi telah
mengenal puasa. Demikian juga dengan orang-orang Majusi, Budha, Yahudi
dan Kristen. Dalam karyanya "al-Fahrasat" Ibnu Nadim menyebutkan bahwa
orang-orang Majusi berpuasa tiga puluh hari dalam setahun. Mereka juga
melakukan puasa-puasa sunnah yang ditujukan sebagai penghormatan kepada
bulan, Mars dan Matahari. Sementara At-Thabari dalam tafsirnya, Jami`
al-Bayan, menyebutkan bahwa seluruh pemeluk agama samawi (ahl kitab)
diwajibkan oleh Allah untuk melaksanakan puasa.
Barangkali
terdapat perbedaan mengenai tata cara berpuasa antara satu agama dengan
agama lainnya. Namun yang penting untuk kita camkan, dipraktekkannya
model ibadah dengan cara menahan diri dari makan, minum dan hawa nafsu
oleh agama-agama dan umat manusia dari rentang masa yang satu ke rentang
masa berikutnya menegaskan bahwa ibadah puasa merupakan ibadah yang
bersifat universal. Ia dipandang sebagai jalan yang sangat efektif dalam
dalam mendekatkan diri kepada Tuhan.
Sedangkan dalam Islam,
puasa memiliki keistimewaan yang berbeda dengan ibadah-ibadah lain.
Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah berfiman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ اِلا الصَّوْم فَاِنَّهُ لِي وَاَنَا أجْزِي بِهِ"Semua
amal anak Adam (manusia) untuk dirinya sendiri kecuali puasa, sebab
puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya."
Ketika
melaksanakan puasa, sebenarnya tidak ada yang dapat mengetahui apakah
seseorang sedang berpuasa atau tidak. Tidak menutup kemungkinan adanya
orang yang terlihat berpuasa namun sebenarnya ia tidak melaksanakan
ibadah puasa. Ketika sepi dari orang lain bisa saja ia makan, minum atau
mengumbar hawa nafsu tanpa sepengetahuan orang lain. Pendek kata,
hanya si pelakulah yang mengetahuinya apakah ia sedang berpuasa atau
tidak. Lalu apakah yang membuat seseorang tetap menjaga puasanya?
Satu-satunya jawaban adalah keimanan yang terpatri dalam jiwanya.
Dalam
konteks ini, puasa sebenarnya adalah latihan dan uji kesadaran akan
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, Dzat yang mengetahui dan
mengawasi segenap tingkah laku manusia, baik yang terlihat maupun yang
tersembunyi. Jika seseorang yang berpuasa betul-betul berdasarkan
motivasi keimanan nan dapat menjaga tindak tanduknya selama berpuasa
maka ia akan mendapatkan pencerahan ruhani dan dikembalikan kepada
fitrahnya sebagai manusia, makhluk yang mulai tanpa bercak noda dan dosa
sebagaimana sabda Rasulullah:
شَهْرُ
رَمَضَانَ شَهْرٌ كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وسَنَّنَ لَكُمْ
قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ
ذُنُوْبِهِ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ اُمُّهُArtinya:
"Bulan ramadhan, bulan dimana Allah telah mewajibkan kamu sekalian
berpuasa dan aku sunnahkan kamu untuk melaksanakan sholat malam.
Barangsiapa puasa Ramadhan dan sholat malam dengan dasar iman dan
ihtisab, dia telah keluar dari dosa-dosanya sebagaimana hari dia
dilahirkan oleh ibunya."
Sidang Jum'at yang berbahagia
Memang
benar bahwa melaksanakan ibadah puasa bukanlah sesuatu yang mudah
karena membutuhkan latihan fisik dan psikologis. Namun perlu juga
disadari bahwa tidak ada sebuah keuntungan besar yang didapatkan dengan
upaya yang ala kadarnya. Sebaliknya setiap keuntungan besar hampir dapat
dipastikan merupakan buah dari kerja keras dengan dukungan dengan
modal yang besar pula.
Demikian juga dengan puasa Ramadhan. Di
bulan ini, fisik kita dilatih menahan lapar dan haus agar kita juga peka
terhadap penderitaan orang-orang miskin. Kita juga ditekankan untuk
mengeluarkan infak dan sedekah dari kelebihan harta yang kita miliki.
Kesemuanya itu pada dasarnya adalah sebuah pendidikan keimanan agar kita
dapat merenung eksistensi diri kita sebagai manusia dan hamba Allah.
Lebih jauh lagi agar kita memahami tugas kita sebagai umat Islam yang
tidak hanya bertanggungjawab kepada diri kita sendiri akan tetapi juga
memiliki tanggung jawab atas umat Islam yang lainnya.
Ibadah
seperti memberi infak dan shodaqah kepada orang-orang yang miskin dan
membutuhkan merupakan ibadah yang sangat penting, bukan saja di bulan
Ramadhan namun seharusnya juga selalu dilakukan di luar bulan Ramadhan.
Karena memperhatikan dan memabantu orang lain yang membutuhkan
pertolongan dapat mengasah kepekaan kita serta mempererat tali
silaturrahmi dan solidaritas sesama umat Islam. Dalam beberapa
kesempatan kesempatan Rasulullah SAW bersabda: "Muslim satu dengan yang
lainnya seperti sebuah bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang
lainnya; Tidak sempurna iman salah satu dari kalian hingga ia mampu
mencinta saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri; Allah
senantiasa menolong seorang hamba selama ia menolong saudaranya."
Di
samping itu, puasa juga merupakan benteng yang menggiring manusia untuk
berfikir sehat dan menekan hawa nafsunya. Rasulullah sendiri
mengibaratkan puasa sebagai "junnah" atau perisai. Dalam sebuah hadis
beliau bersabda:
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ
فَاِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفَثُ وَلا يَصْخَبُ
فَاِنْ سَابَّهُ أحَدٌ أوْ قَاتَلَهُ فَالْيَقُلْ اِنِّى صَائِمٌ
Artinya: "Puasa adalah perisai. Jika salah satu dari kalian sedang
berpuasa maka janganlah ia berkata kotor dan mengeraskan perkataan. Jika
seseorang mencacinya atau menantangnya maka hendaklah ia berkata:
'sesungguhnya aku sedang berpuasa."
Berfikir sehat, pengendalian emosi serta menahan amarah dan hawa
nafsu ini merupakan hal yang sangat penting dalam puasa. Karena sebagai
seorang yang sedang berpuasa maka ia harus dapat memlihara seluruh panca
inderanya untuk tidak melakukan larangan Allah, terutama tidak
melakukan hal-hal yang dapat menyakiti atau merugikan orang lain,
apalagi merampas harta orang lain.
Sahabat Jabir bin Abdullah pernah berkata:
اِذَا
صُمْتَ فَالْيَصُمْ سَمْعَكَ وَ بَصَرَكَ وَلِسَانَكَ عَنِ الْكَذِبِ
وَالْمَأْثَمِ وَدَعْ اَذَى الْخَادِمُ وَلْيَكُنْ عَلَيْكَ
وَقَارٌوَسَكِيْنَةُ يَوْمَ صِيَامِكَ وَلا تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ
وَصِيَامِكَ سَوَاءً
Artinya: "Apabila engkau sedang berpuasa, hendaklah puasa juga
pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa. Jauhkanlah
menyakiti pembantu. Hendaklah engkau berlaku terhormat dan tenang di
hari ketika engkau berpuasa. Janganlah engkau samakan hari ketika engkau
tidak puasa dengan hari ketika engkau berpuasa."
Dengan
demikian, dengan datangnya bulan Ramadhan ini, sudah sepatutnya bagi
kita semua untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas iman dan
ketakwaan kita serta mengisi bulan Ramadhan dengan segenap hal yang
berguna, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. Dan semoga
kita semua diberikan kekuatan lahir dan batin untuk bisa melaksanakan
puasa dengan sebaik-baiknya.
رَبّنَا
تَقَبَّلْ مَنَّا اِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ
عَلَيْنَا اِنَّكَ أنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ وَالْحَمْدُلِلّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
هدانا الله واياكم أجمعين, أقول قول هذا وأستغفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا
اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ
بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى
يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ
اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ
وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا
اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً
يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا
آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ
لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ
! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى
اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرْ