Home » » Dialog Santri Dengan Nabi

Dialog Santri Dengan Nabi

Written By Moh Wahyudi on Selasa, 21 Mei 2013 | 20.18


 
Sesama Tokoh Agama Harus Saling Mengigatkan 
Alkisah dalam suatu seminar dialog antar agama yang dilaksanakan forum kajian mahasiswa STAIN Jember, dimana hadir 3 nara sumber dari agama islam dan dari katolik. tiga nara sumber itu adalah KH Muchit muzadi, lora (gus)  Wasil Sarbini (pengasuh pesantren di jember yang dikenal sangat fasih memahami alquran dan injil) dan  Romo eko. Dialog antar agama berlangsung hangat dengan adanya dialektika dan sharing  bersama antar peserta tentang konflik agama, hingga jam 16.00 WIB acara seminar itu pun usai. Secara kebetulan romo eko dan kyai Muchit punya acara lagi yang sama di surabaya, panitia mengantar mereka berdua ke terminal Tawang alun. Saat hendak naik bis Akas (bis yang paling banyak armadanya di Jawa timur), Kyai Muchit berdoa.
"Bismillah", ucap kyai Muchit pelan tapi cukup jelas.
"bukan Bis Mila Kyai, tapi Bis Akas",  Romo Eko mengingatkan. 
berhubung musim Hujan, maka berkali-kali halilintar menyambar. membuat bulu kuduk merinding. romo Eko yang duduk tepat di samping jendela kaca nampak agak takut.
"Haliluya" dengan spontan romo berteriak, ketika terdengar halilntar dengan suara menggelegar.
"Bukan Haliluya tapi halilintar", sahut Kyai Muhit
"oh ya kyai, sesama tokoh agama harus saling mengingatkan", balas Romo.
Blok M Surabaya 
Saat dilaksanakan Istighosah di Lapangan Makodam beberapa bulan yang lalu, seorang Kiai dari  PBNU dari Jakarta terpental dari rombongan, sehinga ia harus berangkat ke tempat istighosah sendiri dengan naik taksi.
“Apa dalam waktu seperempat jam bisa nyampi Pak Sopir” tanyanya
“Bisa tapi harus cari jalan alternatif, soalnya semua akses ke Makodam sedang macet”
“Tolong cari jalan alternatif “ perintah Kiai dengan nervus.
“Oh ..ya … kita bisa lewat Blok M, seru bang sopir
“Yang bener aja, kita ini mau Makodam Brawijaya, bukan ke Lapangan Senayan tahu” Kiai mengingatkan
“Lho Balok M tidak hanya di Jakarta, di Surabaya juga ada” Jawab Sopir, lha ini dia “
“Yang benar aja Blok M kok berantakan penuh puing begini” tukas Kiai keheranan.
“Ya karena di Surabaya Blok M itu artinya Blok Madura”
“Waaah… ya… maklum kalau kumuh begini.”
NU Digadaikan 
Dalam sebuah acara kumpul-kumpul, biasa kalangan muda NU bicara ngalor ngidul. Namun diantaranya ada yang tiba-tiba nyeletuk: “NU sekarang kok digadaikan, apa tidak ada cara lain”
“Ah… nggak mungkin, jangan bikin fitnah. Masa organisasi ulama digadaikan,” tangkis kawannya dengan emosional.
“Lho.. gimana tidak wong saya saksikan dengan mata kepala sendiri dan itu dilakukan secara beramai-ramai”
“Sampeyan semakin kacau, nggak percaya, mana buktinya”
“Jangan khawatir ini  foto-fotonya sebagai bukti” jawab temannya dengan yakin.
“Masyaallah, maksudnya mengadakan acara di gedung pegadaian tho..!?”
“Makanya jadi orang NU jangan cepat tersinggung pahami dulu maksud omongan orang, “
Dialog Santri Dengan Nabi 
Ada santri yang kelewat bandel, seringkali bangun kesiangan saat tidur di masjid. Pada suatu dini hari, sang kiai datang ia masih mendengkur, Santri lain bergegas mau membangunkan tapi Sang Kiai melarang, 
“Jangan dibangunkan si Santri ini sedang dialog dengan Nabi “ ujar sang kiai
Para santri mengangguk kagum, sehingga tak berani membangunkan santri yang dianggap istimewa itu,. Tak sembarangan orang bisa ketemu Nabi apa lagi bisa berdialog,. Akhirnya shalat subuh terpaksa dilakukan di belakang santri. Karena  tidurnya persis di depan mihrab
Mendengar gemuruh suara amin dalam shalat itu si Santri terbangun, ia kaget dan bingung dan sangat malu, karena tidur sendirian di depan jamaah. Sambil tengak-tengok mencari  jalan keluar, tapi tak ada celah sedikitpun.
Baru ketika jamaah sedang sujud si Santri meloncat tungang langgang, kapok. Sejak saat itu ia tak berani bangun terlambat lagi. (M-1).
Tertinggal Kereta 
Tidak ada orang yang peling rileks di dunia ini kecuali Kiai Muchid Muzadi dan Gaffar Rahman Sekjen PBNU. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika dua orang doyan canda itu ketemu.
Suatu ketika sehabis mengikuti rapat pleno PBNU keduanya hendak balik ke Surabaya dengan menggunakan kereta Bima di satsiun Kota. Karena meresa waktu masih cukup lama, keduanya santai ngopi di kafetaria, tentu saja sambil bercanda untuk menghilankan kejenuhan.
Ketika lagi santai tiba-tiba kereta mulai bergerak berangkat, tanpa berpikir panjang keduanya mengejar kereta yang merangkak semakin cepat. Karena badannya yang tegap dan gempal, dengan terengah-engah  Gaffar Rahman akhirnya bisa meloncat naik kereta, dengan sedikit memar karena terbentur pintu.
Sementara Kiai Muchit yang kehabisan nafas akhirnya duduk terpuruk di lantai sambil berteriak-teriak, tapi tanpa suara. Tak lama kemudian seorang Polsuska menghampiri
“Apa yang terjadi Pak ?” tanyanya.
“Waduuh..Pak Poliisi saya ketinggalan kereta, tolong bagaimana ini?!” keluh kiai
“Bapak naik kereta apa”
“Kereta Bima”
“Lho… di sebelah bapak itu kan Kereta Bima !”
“Astaghfirulaah.. jadi Bima belum berangkat dan kawan saya terbawa kereta lain”
Kiai muchid meratap, sambil menunjukkan tiket KA.
“Lho.. karcisnya kok dua, bahaya berarti teman bapak tidak membawa karcis dan itu bisa dianggap penumpang liar di KA Parahyangan, ia bisa dilempar ke luar” kata Polsuska menakut-nakuti’
“Aduh bagaimana ini tolonglah teman saya itu Pak”
“Tidak bisa Pak itu tergantung Polsuska di jalan, kalau kebetulan ketahuan di stasiun mendingan, tapi kalu disawah atau dihutan tengah malam, ya saat itu pula dilempar. Berdoalah saj Pak!”
‘Akhirnya kiai berdoa untuk keselamatan temannya, agar tidak dilempar ke hutan atau ke tengah sawah, sebab bagaimanapun ia pengurus NU. 
Berdoa dimulai. (M1)
Taatnya Santri Kepada Kyai 
ketaatan santri kepada kyainya adalah hal yang tak perlu diragukan lagi, apalagi santri itu asli orang madura. kayaknya semua isi ta'limul mutaalim gak ada yang luput untuk diamalkan.
Sampai suatu ketika si santri yang biasa dipanggil ustad bahrun  sedang pulang sebentar untuk keperluan keluarga.  karena ustad bahrun adalah ketua panitia penyelenggara akhirus sanah, maka banyak hal yang harus diselesaikan. sedang 2 hari setelah pulangnya ustad bahrun, sang kyai merasa perlu telpon untuk menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan akhirus sanah. 
"Assalamu'alaikum, bisa bicara dengan ustad bahrun," sapa kyai dengan bahasa madura medok.
"wa'alaikum salam, iya, saya sendiri, ini dengan siapa", jawabnya dengan kondisi  santai tanpa kemeja (hanya kaos dalam).
"ini dari pak kyai mau..."belum selesai kyai bicara,tiba tiba sang ustad menyela..
"Maaf kyai, saya mau pakai baju dulu yaa", jawabnya tergesa.(Alf)
Hormat Grak...! 
Kisah ini berasal dari KH. Imron Chamzah (alm) ketika beliau masih menjabat ketua PPP Jatim . suatu hari beliau mengadakan kunjungan ke suatu daerah di Madura bersama Sulaiman Fadeli. Ketika beliau tiba ternyata sedang diselenggarakan upacara bendera, dan beliau ditempatkan di bagian tamu. Pada saat komandan upacara memberi aba-aba "kepada pemimpin upacara, hormat grak!!" Ternyata terjadilah peristiwa yang mengejutkan seluruh tamu. Para peserta ternyata maju satu persatu secara teratur menyalami pemimpin upacara dan para tamu. Usut punya usut, hal tersebut terjadi karena di bagian tamu terdapat banyak para kyai! Maka terjadilah upacara yang khas. Khas ala Madura!!
Web site NU dan Alan Shearer 
Seorang santri  yang baru belajar internet, sangat gembira begitu mendengar NU punya website resmi. Dengan kenekatannya dia mencoba mencari search engine website NU diwarnet pesantren, saat mencari-mencari dia nekat mencoba alamat www.nu.com, soalnya biasanya yang dilihat seperti itu. Betapa kaget begitu diklik muncul gambar Alan Shearer, lo kapan NU memiliki kesebelasan sepakbola dan mengontrak Alan Shearer, karena kekagetannya dia segera bercerita pada santri lainnya. “Saya lihat di website NU sekarang memiliki kesebelasan sepakbola, dan malah ngontrak Alan Sharer”,  santri yang  lain sangat bergembira wajah mereka berbinar-binar, mendengar berita maklum mereka santri penggila bola, bahkan dibelani bolos ngaji. Ada satu santri yang sudah jago internet, enggak percaya mendengar info itu, masak NU, organisasi Ulama kok sudah jadi kesebelasan sepakbola”, dalam hati setengah penasaran, maka dia mengajak santri tadi ke warnet, dia buka www.nu.com, memang dia menemukan gambar Alan Sharer, dia amati terus baru dia yakin ini, “ini memang website NU tetapi bukan Nahdlatul Ulama, tapi Newcastels United  kesebelasan Liga Inggris, pantes ada Alan Sharer” salah kamu Dul. 
Rais Aam Vatikan 
Ketika Rambongan KH Hasyim Muzadi mengunjungi Vatikan diterima langsung oleh Paus Johannes, maka satu persatu giliran berjabat tangan dengan pimpinan tertinggi umat Katolik Dunia itu. Ketika sampai ada salah seorang anggota rombongan NU mendapat giliran berjabat tangan, maka diciumnya tangan paus itu dengan khidmat.
Seusai acara salah seorang pengurus NU menegur "kenapa sampeyan tadi mencium Tangan Paus”
“Lho… diakan Rais 'Aam yang patut kita hormati".
“Dia Bukan Rais Aam tapi Paus”
“Rais 'Aam atau paus kan sama-sama pemimpin agama yang layak kita hormati”
"Ya paling tidak sama jubah dan peci hajinya,” temannya menimpali.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nahdliyin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger