Home » » Sejarah Berdirinya kerajaan Bani Abbasiyah

Sejarah Berdirinya kerajaan Bani Abbasiyah

Written By Moh Wahyudi on Kamis, 14 Maret 2013 | 20.36


 بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Sebelum Bani Abbas berkuasa, imperium Islam saat itu dikuasai oleh Bani Umayyah. Masa sesudah Daulah bani Umayyah merupakan fase baru dalam perkembangan sejarah dan kebudayaan Islam. Orang-orang non Arab mulai secara aktif turut mengendalikan pemerintahan, meskipun khalifah tetap dijabat oleh orang Arab. Orang Turki, orang Persia memainkan peranan penting dalam pemerintahan. Sistem pintu terbuka dalam pembinaan kebudayaan dengan menerima elemen-elemen kebudayaan non Arab, membawa angin segar bagi perkembangan kebudayaan Islam.
Kelemahan klasik dan khas dari kehidupan sosial orang-orang Arab, yang terlalu menekankan individualisme, semangat kesukuan dan pertikaian kembali menampakkan wujudnya. Ikatan persaudaraan berdasarkan iman yang telah dibangun oleh Rasulullah, untuk sementara waktu berhasil mengatasi perpecahan  yang selalu membayang-bayangi kehidupan sosial masyarakat Arab, yang terdiri atas berbagai suku dan etnis. Namun seiring perjalanan waktu pada periode Umayyah mulai longgar, yang mulai menampakkan semangat keluarga dan sukunya masing-masing.[1] Beribu-ribu nyawa dikorbankan hanya untuk memenuhi ambisinya. Meski telah memangku kekuasaan selama sekian abad pada akhirnya binasa dan runtuh.
Ben Anderson mengatakan bahwa sebuah kekuasaan yang dibangun diatas penderitaan rakyatnya pasti akan tumbang dengan sendirinya.[2]
Dengan berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah yang telah memerintah selama lebih kurang sembilan puluh tahun, maka kepemimpinan Islam beralih kepada  klan Abbasiyah yang termasuk dalam rumpun Quraisy. Peristiwa peralihan kekuasaan (suksesi) ini ditandai dengan pemberian bai`at penuh kepada Abu al-Abbas al-Saffah di mesjid Kufah pada tanggal 28 Nopember 749 M.[3] Masa Pemerintahan Bani Abbasiyah lebih lama dari Bani Umayyah yakni berlangsung lebih dari lima abad (kurang lebih 524 tahun) sejak tahun 132 H / 750 M sampai 656 H / 1258 M. Bani Abbas merupakan imperium besar yang kuat.[4] Kekuasaannya meliputi wilayah yang terbentang dari Asia hingga Eropa.
Dalam kurun waktu tersebut, Abbasiyah mampu menghasilkan peradaban yang cukup gemilang. Prestasi puncaknya diraih pada masa Pemerintahan Harun al-Rasyid (786-809) dan putranya Al-Makmun (813-833 M). Dikalangan sejarawan, puncak prestasi ini disebut sebagai masa keemasan Islam (the Golden Age).[5] Indikatornya adalah maraknya kegiatan ilmiah sehingga memunculkan tokoh dibidang filsafat, teologi dan hukum Islam (fiqih).

Bani Abbasiyah merupakan masyarakat yang punya kesadaran yang tinggi akan ilmu, hal ini ditunjukan masyarakat yang sangat antusias dalam mencari ilmu, penghargaan yang tinggi bagi para ulama, para pencari ilmu, tempat-tempat menuntut ilmu, banyaknya perpustakaan-perpustakaan pribadi yang dibuka untuk umum dan juga hadirnya perpustakaan Bayt al-Hikmah yang disponsori oleh khalifah yang membantu dalam menciptakan iklim akademik yang kondusif. Tak heran jika kita menemukan tokoh-tokoh besar yang lahir pada masa ini.

A Latar Belakang Terbentuknya atau Berdirinya AbbasiyahAwal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan yang dilakukan oleh Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol), Abd al-Rahman al-Dakhil bergelar amir (jabatan kepala wilayah ketika itu)tidak tunduk kepada khalifah yang ada di Baghdad. Abu al-Abbas al-Safah (750-754 M) adalah pendiri dinasti Bani Abbas. Akan tetapi karena kekuasaannya sangat singkat, Abu ja’far al-Manshur (754-775 M) yang banyak berjasa dalam membangun pemerintahan dinasti Bani Abbas. Pada tahun 762 M, Abu ja’far al-Manshur memindahkan ibukota dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian dipindahkan lagi ke Baghdad dekat dengan Ctesiphon, bekas ibukota Persia. Oleh karena itu, ibukota pemerintahan Dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia.Abu ja’far al-Manshur sebagai pendiri muawiyah setelah Abu Abbas al-Saffah, digambarkan sebagai orang yang kuat dan tegas, ditangannyalah Abbasiyah mempunyai pengaruh yang kuat. Pada masa pemerintahannya Baghdad sangatlah disegani oleh kekuasaan Byzantium.Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah, melanjutkan kekuasaan dinasti Umayah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad saw. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s.d 656 H (1258 M).Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan dan pola politik itu para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.2. Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani sejak dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.


B Perkembangan Intelektual Pada Masa Bani AbbasiyahNama Bani Abbasiyah diambil dari nama Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah. Pada awalnya, keturunan Abbas tidak menghendaki jabatan Khalifah, bahkan mereka selalu membantu keturunan Ali bin Abi Thalib dalam setiap upaya mengambil kekuasaan dari tangan bani Ummayah. Akan tetapi, sejak pertengahan abad kedua, mereka berusaha turut merebut kekuasaan dari tangan bani Ummayah.Sepeninggal Ibrahim bin Muhammad, dinobatkanlah Abu Abas (bergelar As Saffah yang artinya penumpah darah) menjadi khalifah pertama bani Abbasiyah dengan ibu kotanya yang pertama Kufah, namun kemudian dipindahkan ke Damaskus. Di masa daulat bani Abbasiyah, pemerintah tidak terlalu banyak melakukan perluasan wilayah kekuassan islam, bahkan hal yang terjadi adalah munculnya kerajaan-kerajaan kecil seperti bani Ummayyah II di Andalusia, bani Saljuk, bani Fatimiyah, dan lain-lain.

Sejarah mencatat, di masa bani Abbasiyah banyak terjadi kemajuan yang menakjubkan dalam perkembangan intelektual yaitu dalam haI ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Bagdad menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada waktu itu, kemudian menjalar ke kota Kufah dan Basrah di Mesopotamia, Isfahan dan Nisyafur di Persia, Bukhara dan Samarkand di Transoxiana, Kairo di Mesir, Tunis, Toledo dan Cordova di Andalusia. Kota-kota tersebut menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia pada saat itu.

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nahdliyin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger