Karena kini kita saat telah memasuki bulan puasa, maka marilah kita instropeksi sejenak, sudahkah puasa kita dilakukan dengan benar. Apakah selama ini kita menjalani puasa sesuai ketentuan yang digariskan syariat?
Maka bersama-sama marilah kita renungi sejenak pada hal-hal berikut ini. Agar puasa Ramadhan dapat dikerjakan dengan sempurma dan mendapatkan pahala dari Allah SWT, maka hendaknya melakukan hal-hal berikut :
Sudahkah kita mempersiapkan jasmani dan rohani, mental spiritual seperti membersihkan lingkungan, badan, pikiran dan hati dengan memperbanyak permohonan ampun kepada Allah SWT dan minta maaf kepada sesama manusia.
Jika mungkin niat kita selama ini belum benar, marilah kita meluruskannya dengan niat yang tulus ikhlas, hanya ingin mendapat ridha Allah SWT. Karena setan tidak akan mampu mengganggu orang yang tulus ikhlas dalam ibadah;.
Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di an tara mereka. (QS Al-Hijr: 39-40)
Dan bila kita masih belum dapat bersabar untuk menahan lapar dan dahaga, atau untuk menahan nafsu syahwat kita, maka kini, saat ini dan untuk selanjutnya, hendaknya kita dapat berpuasa dengan penuh sabar untuk melatih fisik dan mental, karena kesabaran itu akan mendapat pahala yang sangat banyak.
Namun bukan berarti kita menyia-nyiakan waktu kita dan menyiksa diri kita dengan berlama-lama berbuka atau telah makan sahur jauh-jauh sebelum waktu imsak tiba Segera berbuka jika waktunya sudah tiba dan, mengakhirkan makan sahur adalah cara yang tepat untuk meminimalisir beban fisik kita. Rasulullah SAW bersabda: Umatku senantiasa berada dalam kebaikan jika mereka menyegerakan buka dan mengakhirkan sahur. (HR Ahmad).
Seorang Muslim tidak akan mampu berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Karenanya, umat Islam berkewajiban menjaga kesehatan fisik mereka sepanjang menjalani ibadah Puasa Ramadhan.
Bergembira dengan kedatangan bulan Ramadhan adalah pesan Rasulullah secara langsung. Rasulullah mencontohkan dengan bersiwak, berbekam dan senantiasa menunjukkan raut muka yang penuh keceriaan. Sahabat Abdullah ibnu Mas’ud RA, menceritakan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kepadanya untuk memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut.
Pada zaman dahulu, orang-orang Islam bahkan mengidealkan Ramadhan yang tidak diributkan oleh perkara-perkara duniawi dan kebendaan. Mereka menginginkan sepenuhnya dapat beribadah hanya kepada Allah tanpa terbagi dengan kebutuhan untuk mencukupi kehidupan duniawinya.
Selain itu, hal terpenting bagi seorang mukmin dalam mengisi waktu di bulan Ramadhan adalah dengan meninggalkan dosa-dosa dan kebiasaan buruk, karena Ramadhan adalah waktu yang sangat mendukung bagi seorang mukmin untuk bertaubat. Karena pada masa ini, yakni selama bulan Ramadhan, syetan-syetan yang biasanya menggoda dan meniupkan nafsu angkara murka kepada manusia telah dibelenggu.
Dengan demikian, manusia tinggal menghadapi nafsunya sendiri selama bulan Ramadhan. Maka alangkah meruginya manusia, jika pada bulan ramadhan pun ia sama sekali tidak menunjukkan penurunan intensitas kemungkaran yang biasanya dijalankan. Bukankah ia tinggal melawan nafsunya sendiri?
Jika saja Ramadhan tidak dapat membuatnya sedikit pun mengurangi kemungkarannya, maka apakah lagi pada bulan-bulan ketika ia harus melawan syetan yang penuh dengan tipu daya? Maka sungguh merugilah orang seperti ini.
Karena Ramadhan adalah bulan pertaubatan, maka marilah kita segera mengahiri segala kemungkaran yang selama ini membelenggu kita. Sungguh dengan bertaubat, berarti kita telah membawa diri kita menuju keberuntungan di dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah. ”Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur, 24 : 31)
Dengan demikian, semoga kita dapat menangkap makna sesungguhnya dari sabda Rasulullah SAW ”Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
Termasuk dari pertaubatan ini adalah menjaga kidah dari kebohongan-kebohongan yang biasanya sulit kita hindari. Karena apalah artinya perut kita lapar dan tenggorokan haus jika lidah kita tetap mudah berbohong?
Selain itu tentu saja umat Islam mesti menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan hati dan ketetapan niat untuk menjalani ibadah puasa hanya semata-mata karena Allah SWT. Karena keikhlasan dan kepasrahan inilah yang akan menentukan kualitas ibadah puasa seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar