Pada masa penjajahan Belanda, ummat Islam Indonesia selalu mendapat tekanan-tekanan dari pemerintah penjajah Belanda, disamping penghinaan-penghinaan yang dilakukan oleh golongan di luar Islam kepada agama Islam, Al Qur'an dan Nabi Besar Muhammad saw.. Untuk menghadapi hal tersebut, maka Nahdlatul Ulama' memandang perlu untuk mempersatukan seluruh potensi ummat Islam di Indonesia.
Pada tahun 1937 Nahdlatul Ulama' telah memelopori persatuan ummat Islam di seluruh Indonesia dengan membidani kelahiran dari Al Majlis al Islamiy al A'la Indonesia (MIAI), dengan susunan dewan sebagai berikut:
Ketua Dewan | : | KH. Abdul Wahid Hasyim, dari NU |
Wakil Ketua Dewan | : | W. Wondoamiseno, dari PSII |
Sekretaris (ketua) | : | H. Fakih Usman, dari Muhammadiyah |
Penulis | : | S.A. Bahresy, dari PAI |
Bendahara | : | 1. S. Umar Hubeis, dari Al Irsyad 2. K.H. Mas Mansur, dari Muhammadiyah 3. Dr. Sukiman, dari PII |
Adapun tujuan perjuangan yang akan dicapai oleh MIAIantara lain sebagai berikut:
- Menggabungkan segala perhimpunan ummat Islam Indonesia untuk bekerja bersama-sama.
- Berusaha mengadakan perdamaian apabila timbul pertikaian di antara golongan ummat Islam Indonesia, baik yang telah tergabung dalam MIAImaupun belum.
- Merapatkan hubungan antara ummat Islam Indonesia dengan ummat Islam di luar negeri.
- Berdaya upaya untuk keselamatan agama Islam dan ummatnya.
- Membangun Konggres Muslimin Indonesia (KMI) sesuai dengan pasal 1 Anggaran Dasar MIAI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar