Bekal Pembela Ahlusunnah Wal-Jama’ah Menghadapi Radikalisme Salafi-Wahabi
Oleh: Muhammad Idrus RamliPenerbit: Aswaja NU Center
Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) di Sumbawa Barat dan Praya, Lombok Tengah sekitar Maret 2012, ada perdebatan seputar Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Sebagaimana dimaklumi, dari 73 golongan umat Islam yang ada, tidak semuanya mengaku sebagai penyandang nama Ahlussunnah Wal-Jama’ah.
Dari 73 golongan tersebut, hanya dua golongan yang sama-sama mengklaim dan berkompetisi menyandang nama Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Pertama, golongan mayoritas umat Islam yang mengikuti madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi. Dan kedua, golongan Salafi-Wahabi, yang mengikuti manhaj Syaikh Ibnu Taimiyah al-Harrani dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi, yang dewasa ini dikenal dengan nama aliran Salafi-Wahabi.Buku ini memaparkan, bahwa dari kedua golongan yang sama-sama mengaku sebagai representasi Ahlussunnah Wal-Jama’ah di atas, madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi lebih dimenangkan dan diuntungkan dalam setiap pertarungan ideologis sepanjang sejarah melawan rival utamanya, pengikut salafi-Wahabi.
Buku ini juga memaparkan banyak argumentasi ilmiah, baik dari al-Qur’an, hadits maupun bukti-bukti kesejarahan, bahwa madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi lebih berhak menyandang nama Ahlussunnah Wal-Jama’ah, daripada rival utamanya, Salafi-Wahabi.
Buku ini juga dilengkapi dengan scan dari kitab-kitab Salafi-Wahabi, yang menguatkan bahwa mereka bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Sehingga buku ini sangat cocok sebagai materi pemantapan Ahlussunnah Wal-Jama’ah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar